Sabtu, 21 Januari 2012

Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka


Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada ta orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun nggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
· Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
· Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dan defile di depan
Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka
Diperoleh: “http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka_Indonesia”

Mengapa Pramuka Berkemah

Salam Pramuka!
Keberadaan Gerakan Pramukadipandang merupakan suatu gerakan kepemudaan yang diproyeksikan untuk membentuk mental pemuda menjadi sosok yang migunani sesuai dengan tingkat umur dan kecakapan yang telah ditempuhnya.
Sayangnya paradigma itu kini telah mengalami pergeseran seiring dengan munculnya kegiatan yang senada dengan tanpa uniform dan aturan yang jelas yang mungkin membuat membernya tidak bebas. Lain halnya dengan Gerakan Pramuka yang memiliki AD dan ART yang jelas dan disyahkan oleh pemerintah, memiliki kepengurusan yang juga jelas mulai dari gugus depan sampai Nasional.
Fenomena yang terjadi pada lapisan paling depan -yang saya maksud adalah gugus depan-, sangat dipengaruhi oleh minat atau peran Kepala Sekolah yang menjabat sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gudep (eks oficio) melekat pada jabatannya. Sehingga seberapa banyak pemahaman seorang Kepala Sekolah sangat berpengaruh terhadap kegiatan (baca : perkembangan) kepramukaan di gugus depannya. Jika seorang Kepala Sekolah pernah mengalami president buruk selama menjadi peserta didik (terutama kaitannya dengan kepramukaan) maka hal ini akan berpengaruh pada policynya terhadap kegiatan kepramukaan di sekolah yang dipimpinnya. Jadi kalau boleh saya katakan jika Kepala Sekolah tidak suka dengan gerakan pramuka maka praktis tak akan ada ijin untuk berkegiatan, entah mungkin dianggap kegiatan yang tidak berguna, latihaaan terus kapan prakteknya?, menghambur-hamburkan uang dan masih seabrek alasan lain untuk meniadakan kegiatan kepramukaan.
Sayangnya lagi seorang Kepala Sekolah tak juga merasa penasaran untuk meluruskan pemahamannya dengan mencari tahu aturan yang benar tentang kepramukaan itu. Sepertinya apriori yang salah tetap menjadi pegangan bagi dirinya kalau Pramuka itu tidak bermanfaat.
Saya sangat merasa prihatin melihat kenyataan sekarang ini, ketika peserta didik justru dibiarkan menganggur tanpa diisi dengan hal yang lebih bermanfaat. Atau memberikan peluang beraktifitas tetapi tidak memahami rambu-rambunya, jadi semua di’iya’ni saja tidak dibenarkan apabila salah.
Lho kok jadi Kepala Sekolah yang ketiban palu ya? Itulah realitas!
Kemah, kenapa sih kemah segala?
Kebetulan saya adalah salah satu pramuka yang mendapatkan pendidikan kepramukaan sejak siaga sampai dengan pandega sesuai dengan didaktik metodik kepramukaan, jadi tak ada mindset miring di kepala saya, dari kegiatan gugus depan, ranting, cabang, daerah dan nasional sudah saya alami, jadi ya lumayan lengkap buat referensi khususnya untuk diri saya sendiri.
Salah satu kegiatan yang merupakan kegiatan besar adalah kemah, entah itu persami, kemah bhakti, ataupun kemah lainnya. Biasanya perkemahan diadakan sebagai penutupan kegiatan selama satu tahun, atau rutinitas lainnya. Materinya pun disesuaikan dengan tingkat kompetensi yang perlu dikuasai. Biasanya merupakan penilaian dari kegiatan yang sudah dilaksanakan selama satu tahun berjalan.
Sayangnya, kegiatan perkemahan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman atau jam terbang para sangga kerjanya dan pembinanya. Kualitas kegiatan, nilai-nilai yang ditanamkan, pengaturan jadwal, layout bumi perkemahan, tata administrasi, satuan terpisah, diversifikasi kegiatan dan lain lain.
Banyak manfaat yang dapat dimaknai dari kegiatan kemah, diantaranya :
A. Bagi Peserta Didik
  1. Melatih kemandirian, tanggung jawab, kerja sama, empati, disiplin.
  2. Berani dipimpin dan memimpin
  3. Membiasakan diri mendahulukan kepentingan bersama daripada individu
  4. Melatih mengendalikan emosi, karena semua capek, lapar dan ngantuk
  5. Melatih diri menahan hawa sombong, congkak, iri, pamer
  6. Latihan hidup sederhana
  7. masih banyak lagi yang lain
B. Bagi Sangga Kerja :
  1. Melatih ketrampilan memimpin
  2. Melatih mengatasi masalah, konflik
  3. Melatih mengelola dan mengatur orang lain
  4. Bertanggung jawab terhadap jadwal yang sudah direncanakan
  5. Berlatih berkomunikasi dengan masyarakat, mempraktikkan ilmu administrasi, tata tulis, logika
  6. Masih banyak lagi yang bisa diperoleh
Sebagai seorang pembina pramuka kita juga dapat menilai seperti apa sebenarnya kepribadian anak/peserta didik. Karena pada saat berkemah akan nampak seperti apa sejatinya seseorang itu. Yang biasa bersolek, maka dia juga hanya akan bersolek, yang biasa membantu orang tua di rumah, maka dia pasti dapat menyelamatkan teman-temannya dari kelaparan, yang biasanya teriak lapaaaarrrrrrrr, ya ketika dia tak kebagian nasi maka dia juga hanya akan menangis kelaparan bukannya nyalain kompor untuk masak. Tak lupa pula yang biasa ngebo maka diapun akan tertidur dengan dengkurannya.
Lantas bagaimana membuat acara berkemah dapat berkesan?
Sebaiknya, kegiatan kemah perlu dipersiapkan dengan matang, tak cuma yang penting kemah!
Dalam berkemah seharusnya eh sebaiknya merupakan kegiatan penilaian atau evaluasi terhadap kegiatan latihan yang telah ada, bukan arena perpeloncoan, atau arena gojlokan!
Sangga kerja harus mampu memilih jenis kegiatan yang mampu mengekplorasi kompetensi regu/sangganya. Misalnya kegiatan pentas seni. Bagaimana upaya sangga kerja agar para peserta kemah sudah mempersiapkan dengan baik jenis pentas yang akan dipentaskannya kelak. Biasanya acara api unggun -yang merupakan puncak acara- akan dihadiri oleh warga sekitar bumi perkemahan untuk menonton pentas seni. Jadi harus dibuat meriah dan tentunya tingkat keamanannya juga siaga penuh!
Tak heran acara api unggun selesai paling cepat pukul 12 malam, nah karena acara ini betul-betul merupakan acara untuk melepas penat, lelah selama berkemah, istilahnya cooling down! Lha kalau ada acara api unggun kok selesai jam 21 lantas dimana suguhan untuk masyarakatnya ya? Berarti tak ada kreatifitas seni yang dilatih kalau begitu!
Sayangnya lagi kadang-kadang orang yang belum pernah mengikuti kemah yang ‘benar’ turut andil dalam menentukan acara, jadi kegiatannya tidak berkualitas!
Memang akhirnya karena begitu besar manfaat berkemah dilakukan, maka tak heran semua pangkalan gugus depan berupaya bagaimana caranya bisa berkemah, seyogyanya kakak-kakak pembina berusaha mencari tahu seperti apa to berkemah yang sesuai dengan paugerannya Gerakan Pramuka, agar kita memberikan ilmu yang benar kepada peserta didik dan mereka tak memiliki mindset yang buruk tentang pramuka.
Semoga Bermanfaat!
Penulis : Sri Winarti

1 komentar:

  1. T-Shirts - Titanium Frames
    T-Shirts for T-Shirts from t-shirts.com. T-Shirts for T-Shirts, T-Shirt of titanium plate flat irons T-Shirts, T-Shirt of T-Shirts, T-Shirt of T-Shirts, titanium hair clipper T-Shirt of T-Shirts, T-Shirt of T-Shirts, T-Shirt titanium jewelry for piercings of T-Shirts, titanium trimmer as seen on tv T-Shirt of T-Shirts, titanium sunglasses T-Shirt of T-Shirts

    BalasHapus